JANGAN JADIKAN GELAR SEBGAI PENGHAMBAT KESUKSESAN
Semua orang mau berhasil dalam hidupnya, akan tetapi agak susah rasanya untuk mencapainya, karena keberhasilan membutuhkan pengorbanan yang sangat susah. Hambatan yang paling utama adalah diri kita sendiri. Keinginan kita mau berhasil cepat, akan tetapi hambatan dari dalam sangat kuat sekali. Dlam dunia nyata ada hambatan penghambat diantaranya:
Gelar kesarjanaan, sangat susah rasanya untuk keluar dari hambatan itu betapa tidak banyak orang berpendidikan tinggi tidak mampu menghasilkan uang secuil pun. Seorang sarjana menganggap dirinya hebat tetapi tidak bisa berbuat, malu, gengsi,banyak teori. Sering kita mendengar malu aku kalau saya mau seperti orang ang tidak ada sekolahnya. Baca : sukses akan terwujud berkat doa kedua orang tua.
Seorang pemulung tidak malu-malu untuk pungut sampah-sampah bekas, seoarang penggali pipah tidak malu untuk menggali pipa-pipa optik dipinggir jalan demi mendapatkan sesuap nasi. Malu rasanya seorang sarjana bisa melakukan seperti itu. Butuh nyali besar untuk keluar dari situ.
Tidak ada keberhasilan tanpa pengorbanan. Teruslah berusaha untuk keluar dari hambatan ini, tidak usah dengarkan apa kata mereka. Mereka yang sering mengomentari orang adalah pecundang tidak bisa berbuat. Sekolah adalah sarana kita untuk melebihi orang tidak sekolah. Kita harus kerja keras dan cerdas tidak seperti mereka. Proses itu kita harus lalui. Sedikit demi sedikit kan kita lewati.
Bersabar sambil belajar. Lihat orang disekelilingmu yang berhasil. Jangan dulu bertanya sekolah dimana, sarjana atau tidak. Wahai saudaraku berat memang rasanya keluar dari hambatan itu. Banyak komentar miring tentang kita yang puna pendidikan tinggi. Karena orang sering bertanya dimanaki kerja?, dimanaki tinggal, dll pertanyaan ang terkadang kita terpaksa menjawabnya. Saudaraku yang sarjana mari kita memperbaharui keberadaan kita dimasarakat.
Mari kita buktikan kesarjanaan kita. Lakukan sesuatu yang bisa merubah kehidupan kita. Perbaiki hubungan kita dengan sang pencipta, hubungan dengan orang tua, saudara, atau kepada siapa saja.
Gelar kesarjanaan, sangat susah rasanya untuk keluar dari hambatan itu betapa tidak banyak orang berpendidikan tinggi tidak mampu menghasilkan uang secuil pun. Seorang sarjana menganggap dirinya hebat tetapi tidak bisa berbuat, malu, gengsi,banyak teori. Sering kita mendengar malu aku kalau saya mau seperti orang ang tidak ada sekolahnya. Baca : sukses akan terwujud berkat doa kedua orang tua.
Seorang pemulung tidak malu-malu untuk pungut sampah-sampah bekas, seoarang penggali pipah tidak malu untuk menggali pipa-pipa optik dipinggir jalan demi mendapatkan sesuap nasi. Malu rasanya seorang sarjana bisa melakukan seperti itu. Butuh nyali besar untuk keluar dari situ.
Tidak ada keberhasilan tanpa pengorbanan. Teruslah berusaha untuk keluar dari hambatan ini, tidak usah dengarkan apa kata mereka. Mereka yang sering mengomentari orang adalah pecundang tidak bisa berbuat. Sekolah adalah sarana kita untuk melebihi orang tidak sekolah. Kita harus kerja keras dan cerdas tidak seperti mereka. Proses itu kita harus lalui. Sedikit demi sedikit kan kita lewati.
Bersabar sambil belajar. Lihat orang disekelilingmu yang berhasil. Jangan dulu bertanya sekolah dimana, sarjana atau tidak. Wahai saudaraku berat memang rasanya keluar dari hambatan itu. Banyak komentar miring tentang kita yang puna pendidikan tinggi. Karena orang sering bertanya dimanaki kerja?, dimanaki tinggal, dll pertanyaan ang terkadang kita terpaksa menjawabnya. Saudaraku yang sarjana mari kita memperbaharui keberadaan kita dimasarakat.
Mari kita buktikan kesarjanaan kita. Lakukan sesuatu yang bisa merubah kehidupan kita. Perbaiki hubungan kita dengan sang pencipta, hubungan dengan orang tua, saudara, atau kepada siapa saja.
Comments
Post a Comment
Amranlangi