BETULKAH???PENDIDIKAN TINGGI BELUM ADA JAMINAN SUKSES

Ada seorang teman Ketika kuliah di S1 orangnya tidak begitu pintar, tetapi dia bisa bersahabat dengan orang pintar. Nilainya  terkadang melebihi orang pintar. orang itu tidak terlalu peduli dengan belajar tetapi dia juga menginginkan nilai yang bagus. Teman saya itu pintar menarik hati orang pintar. Apalagi pada saat itu dia punya kendaraan. Dia bebas kerumah teman-teman yang pintar.

Orangnya  suka humor, tidak gensi, rajin puasa sunnat, dia sudah bekerja serabutan waktu sementara kuliah. Dia juga bisa selesai cepat untuk S1. Setelah beberapa tahun kemudian saya ketemu, rupanya sifat kocak masih melekat dalam dirinya. Tetapi dia sudah sukses membangun rumah kontrakan dan membuka warnet. Apa yang dia lakukan untuk mendapatkan modal? dia mendapatkan modal dari mengojek, atau mengkordinir tukang ojek. Sekaligus membeli beberapa ojek kemudian disewakan sama orang lain. Maka jadilah dia juragang ojek. 

Sebaliknya ada juga  teman ketika kuliah pintar tetapi setelah kuliah tidak mendapatkan pekerjaan yang memuaskan. Sehari-harinya selalu memperlihatkan kehebatan bergaul. Pintar meyakinkan orang seolah-olah dia orang sukses. Cara bicaranya, cara berpakaiannya luar biasa. Tetapi selidik punya selidik ternyata pengangguran. Tidak mau menerima pekerjaan yang ditawarkan, karena menganggap gaji yang diberikan sangat rendah. Akhirnya jadilah terkatung-katung dalam hidup. Ditanya tentang keluarga dia katakan belum kawin karena dia belum bisa katanya membahagiakan istri. Menurut mereka membahagiakan istri identik dengan keluasan finansial. 

Finansial memang sesuatu yang harus ada tetapi tidak boleh dijadikan fatokan untuk mencapai kesuksesan. Kesuksesan sebenarnya bagaimana kita bisa membahagiakan orang lain. Bagaimana kita bertanggung jawab terhadap keluarga. Bukan sebaliknya lari dari kenyataan. Fokuslah kita beraktivitas tentu saja mencari rezeki dengan bersungguh-sungguh. Selanjutnya kita serahkan kepada Allah. Allah lah yang mengatur semuanya. Allahlah yang bisa membuat kita bisa sukses. Syaratnya kita harus kerja keras menjemput rezki. Selanjutnya hasilnya serahkan kepadanya. 

Pengangguran terjadi karena kirangnya lapangan kerja. Tidak imbang dengan yang diserap oleh lapangan kerja. Bahkan boleh dikata yang diserap 1 : 1.000 bahkan lebih dari itu. Tidak pintarkah kita sehingga tidak lulus?. Tidak begitu saudarahku tetapi persaingan dan lapangan kerja yang memang kurang. Sementara keluaran perguruan tinggi semakin banyak. Dan bahkan orang tua juga berlombah-lombah memasukkan anak-anak mereka diperguruan tinggi. Sukses itu berkat doa kedua ibu bapak kita, saatnya minta berkah kepadanya. Dan bila sudah meninggal doakanlah mereka

Saatnya kita jangan fokus ke pekerjaan tetapi fokuslah menciptakan lapangan kerja. Dengan rentetan gelar yang kita miliki tidak layak rasanya kalau kita jadi karuyawan. Apa salanya kita nolkan diri kita dulu. Kemudian mulai dari nol untuk bekerja. Jangan kita menunggu pekerjaan tetapi bagaimana memburu waktu untuk membangun kerajaan bisnis kita. Peluang ada dimana-mana jangan sia-siakan peluang yang ada. Berdagang, adalah sesuatu yang musti kita lakukan. Karena hampir semua perusahaan pada dasarnya adalah pedagang. Mau apa lagi bergeraklah saudarahku......

Semoga kita sukses selalu.

Comments

Popular Posts